FotografiFoto CeritaSamudra Hijau di Tana Humba...
Kompas/Wawan H Prabowo

Samudra Hijau di Tana Humba...

Banyak orang dibuat berdecak kagum dengan keunikan alam Sumba hingga menjadikannya sebagai inspirasi dalam berkarya. Pada tahun 1970, penyair Taufiq Ismail membuat puisi yang cukup viral berjudul ”Beri Daku Sumba”.

Oleh
WAWAN HADI PRABOWO
· 1 menit baca

Deretan perbukitan sabana berumput hijau itu serupa ombak yang saling berkejaran di tengah samudra. Sebagian tebing dan puncaknya menampakkan tanah kapur berwarna putih bagai buih. Bentang alam bak lukisan tersebut terlihat dari balik jendela pesawat sesaat sebelum mendarat di Bandar Udara Umbu Mehang Kunda, Kota Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, awal April 2021.

https://cdn-assetd.kompas.id/K-FgAGkqKudAmvpFlxm4BezTcjs=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F4c28ec16-7c77-4e77-a745-4be37954970e_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Bunga di Tengah Sabana

Sabana atau padang rumput adalah wajah ikonik Pulau Sumba yang oleh warga setempat menamainya dengan Tana Humba yang berarti Tanah Asli. Selama musim hujan ia bagaikan samudra hijau yang membentang luas dan berganti menjadi layaknya permadani emas ketika kemarau tiba. Setiap harinya, sabana menjadi tumpuan hidup bagi kuda, sapi, kerbau, dan kambing peliharaan masyarakat setempat.

Memuat data...
Memuat data...