logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPetani Pohuwato Menderita...
Iklan

Petani Pohuwato Menderita Gatal-gatal, Diduga Dampak Penambangan Emas

Penambangan emas tanpa izin di wilayah Gunung Pani, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, ditakutkan berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Selama beberapa pekan terakhir, petani di dua kecamatan menderita penyakit kulit.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/WMB4BXig0UKxokwcECb2WFG6Sfo=/1024x768/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2FWhatsApp-Image-2020-10-23-at-19.54.38_1603457652.jpeg
DOKUMEN AMSURYA WARMAN AMSA

Air menggenang di galian tambang emas tanpa izin di kawasan Cagar Alam Panua, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Oktober 2020.

MANADO, KOMPAS β€” Aktivitas penambangan emas tanpa izin di wilayah Gunung Pani, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, ditakutkan berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Selama beberapa pekan terakhir, petani di Kecamatan Buntulia dan Duhiadaa melaporkan menderita gatal-gatal setelah bertani, diduga karena air yang tercemar aktivitas tambang masuk ke sawah.

Arlan Latif (35), salah satu petani di Desa Buntulia Utara, Buntulia, mengalami gatal-gatal di kaki setelah turun ke sawahnya kira-kira dua pekan lalu setelah Lebaran. Tumbuh bintul-bintul kecil di kakinya. Seperti beberapa petani lainnya, kakinya pun luka setelah digaruk-garuk akibat gatal tak tertahankan.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan