Di Surabaya, Lebih dari 6.000 Keluarga Buang Air Besar Sembarangan
Berusia 728 tahun, Surabaya masih menghadapi masalah dasar, yakni sanitasi masyarakat, karena lebih dari 6.000 keluarga tidak punya jamban atau berkategori buang air besar sembarangan.
SURABAYA, KOMPAS β Meski berkategori metropolitan dan kota terkemuka kedua di Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, yang berusia 728 tahun pada Senin (31/5/2021), masih menghadapi masalah mendasar, yakni perilaku hidup masyarakat. Lebih dari 6.000 keluarga atau setara dengan 24.000 jiwa tidak memiliki jamban atau penampungan kotoran sehingga masuk dalam kategori buang air besar sembarangan.
Di Surabaya, nyaris tiada lagi atau hampir tidak ditemukan warga yang buang air besar di kali, sungai, atau saluran air. Setiap bangunan, terutama rumah hunian, memiliki kakus atau tempat buang air. Namun, dalam catatan Asosiasi Pengelola dan Pemberdayaan Sanitasi Indonesia (Appsani), ada lebih dari 6.000 keluarga tidak memiliki jamban atau penampungan kotoran. Artinya, limbah rumah tangga, termasuk tinja, dibuang ke sungai melalui jaringan saluran di perkampungan.