logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKelindan Tragedi di Kedung...
Iklan

Kelindan Tragedi di Kedung Ombo

Mitos waduk minta tumbal berkembang di masyarakat sejak proses pembangunan Kedung Ombo, yang dimulai 1984. Realitanya, hingga kini, warga di sekitar waduk masih terbelit kemiskinan.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Β· 1 menit baca

Dalam sejarahnya, Waduk Kedung Ombo di Jawa Tengah yang dibangun tahun 1985 berkelindan antara tragedi dan ambisi. Saat dibangun, puluhan desa ditenggelamkan menyisakan duka bagi warga yang terpaksa hengkang demi pembangunan. Puluhan tahun berlalu, waduk menjadi sandaran hidup warga, salah satunya lewat wisata.

https://cdn-assetd.kompas.id/OMZnciMruR2qS5CIbZsFrNnHNaA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F20190805dra45_1565001037.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Nelayan memperbaiki perahu di tepi Waduk Kedung Ombo, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah, Senin (5/8/2019). Perbaikan perahu berbahan kayu jati dilakukan rata-rata setiap dua tahun sekali. Perahu tersebut digunakan sebagian besar untuk mengangkut hasil panen ikan air tawar yang dibudidayakan dengan sistem keramba jaring apung di waduk itu.

Sawiyatun (48), cemas. Parasnya kuyu saat mengetahui obyek wisata Kedung Ombo bakal ditutup setelah kecelakaan perahu menewaskan sembilan orang pada Sabtu (15/5/2021). Baru membuka warung satu bulan, harapan mengais remah-remah rezeki dari pariwisata, untuk sementara mesti terhenti.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan