logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บImbas Larangan Mudik,...
Iklan

Imbas Larangan Mudik, Penjualan Oleh-oleh di Banyumas Anjlok 90 Persen

Pedagang oleh-oleh di Banyumas mengeluhkan sepinya pembeli akibat larangan mudik. Penjualan getuk goreng dan keripik tempe pun anjlok 90 persen. Para pedagang berharap pandemi segera berakhir.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/mgcsyzmFR-X3bSlko8RJBpzLXUc=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F0a4274b6-281a-4ec5-b708-3ade76df0862_jpeg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Seorang karyawan di toko getuk goreng Eka menunggu pembeli di Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (10/5/2021). Penjualan oleh-oleh khas Banyumas anjlok hingga 90 persen akibat sepinya pembeli di tengah larangan mudik 2021.

PURWOKERTO, KOMPAS โ€” Penjualan buah tangan atau oleh-oleh khas Banyumas, seperti getuk goreng sokaraja dan keripik tempe, anjlok hingga 90 persen karena terimbas larangan mudik Lebaran. Para pedagang berharap Covid-19 segera berakhir sehingga mobilitas warga, termasuk wisatawan, kembali normal.

โ€Sebelum Covid-19, saat Lebaran seperti ini, per hari bisa menjual sekitar 100 kilogram getuk goreng. Sekarang sulit banget, paling banyak 10-15 kilogram per hari,โ€ kata Eka (69), pemilik toko oleh-oleh getuk goreng sokaraja โ€Ekaโ€ saat ditemui di Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (10/5/2021).

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan