logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊAkibat Pandemi, Tingkat...
Iklan

Akibat Pandemi, Tingkat Keterisian LRT Palembang Anjlok Tajam

Akibat pandemi, tingkat keterisian di kereta ringan Palembang, Sumatera Selatan, rata-rata hanya 30 persen, jauh dari target keterisian dengan menerapkan protokol kesehatan, yakni 80 persen.

Oleh
RHAMA PURNA JATI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/45OHgG8RBgkUUz4pQT6MuKzQ8dQ=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2FLRT_83703706_1570205654.jpg
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Warga Palembang hendak naik ke kereta ringan (light rail transit/LRT), Minggu (29/9/2019). Kementerian Perhubungan mengoptimalisasi LRT sehingga waktu tempuh berkurang dari 60 menit menjadi 47 menit. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah penumpang.

PALEMBANG, KOMPAS β€” Akibat pandemi, tingkat keterisian di kereta ringan (light rail transit/LRT) Palembang, Sumatera Selatan, rata-rata hanya 30 persen, merosot jauh dari sebelum pandemi yang mencapai 70 persen. Beragam upaya dilakukan, salah satunya memberikan subsidi perintis agar tarif tetap terjangkau.

Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan LRT Sumsel Amanna Gappa di Palembang, Senin (19/4/2021), mengatakan, sejak memasuki pandemi, rata-rata tingkat keterisian LRT sangat rendah, yakni hanya 30 persen dari kapasitas 400 orang per kereta. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya mobilitas, termasuk adanya aturan untuk menjaga jarak di dalam rangkaian kereta.

Editor:
aufrida wismi
Bagikan