logo Kompas.id
NusantaraWarisan Sastra Itu Bernama ”La...
Iklan

Warisan Sastra Itu Bernama ”La Galigo”

Dunia sastra dan literasi sejatinya bukan lagi sesuatu yang baru di Sulawesi Selatan. Warisan naskah kuno ”La Galigo” menjadi bukti sekaligus tonggak peradaban di wilayah ini sejak ratusan tahun silam.

Oleh
Reny Sri Ayu
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Jbtsk_do-GhTy7OuM55ExZCZHA0=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2FI-LA-GALIGO-04-11.jpg
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Pementasan I La Galigo di Fort Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan.

Epos terpanjang dunia, La Galigo, yang ditulis dalam aksara Lontara menjadi bukti penciptaan dan peradaban Bugis di Sulawesi Selatan sejak ratusan tahun lampau. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) juga mengakui karya sastra ini dan mencatatnya sebagai bagian ingatan kolektif dunia pada 2011 lalu. La Galigo adalah titik awal sekaligus akar kecintaan Sulawesi Selatan pada sastra.

La Galigo tak sekadar naskah kuno yang berisi cerita kehidupan manusia dengan Sawerigading sebagai tokoh utamanya. Susunan naskah yang diperkirakan berasal dari tradisi lisan abad ke-14 ini juga berisi kalimat indah dalam bentuk puisi, di mana setiap penggal frasa terdiri dari lima suku kata. La Galigo bisa disebut juga naskah sastra kuno atau puisi kuno dalam bentuk sajak bersuku lima.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan