logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPaus Tak Lagi Bermain di Teluk...
Iklan

Paus Tak Lagi Bermain di Teluk Ambon

Degradasi teluk membuat ekosistem di dalamnya terganggu, termasuk hilangnya sejumlah biota laut yang penting bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat.

Oleh
Fransiskus Pati Herin/Videlis Jemali/Kristian Oka Prasetyadi
Β· 1 menit baca

Bibir Teluk Ambon, Maluku, yang dulunya dipenuhi hutan mangrove dan lamun kini hampir semuanya berganti menjadi hutan beton. Air laut yang jernih pun telah berubah keruh oleh sedimen yang meluas akibat erosi dan proyek reklamasi. Teluk tak lagi menjadi tempat yang aman bagi biota laut, bahkan kehidupan warga pesisir pun kian terancam.

https://cdn-assetd.kompas.id/AtHetpiTMf-HuP22lonnsX_GAUs=/1024x766/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2FIMG_20210329_091309_1616979550.jpg
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Pesisir Pantai Tantui di Kota Ambon, Maluku, yang telah direklamasi, tampak pada Senin (29/3/2021). Dulu, di pesisir itu tumbuh hutan mangrove dan lamun. Gerombolan paus sering bermain di dekat areal itu.

Enam tahun belakangan mulai tumbuh bangunan besar yang memanjang di pesisir Pantai Tantui. Dari bagian timur berjejer kantor-kantor pemerintahan ataupun layanan publik lain. Semua bangunan itu berdiri di atas areal reklamasi.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan