logo Kompas.id
›
Nusantara›BUMDes dan Budaya Lama Desa...
Iklan

BUMDes dan Budaya Lama Desa yang Tidak Pernah Berubah

Jangan-jangan upaya kita menyenangkan atasan selama ini menggambarkan bahwa perilaku kita tak jauh beranjak dari sejak era Mataram Kuno.

Oleh
DAHLIA IRAWATI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/I15cSn7Kq2IqrIwbAhZJDrMrf3w=/1024x725/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F98c03f59-183d-4df0-a7da-9f2ceeae334d_png-720x510.jpg
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI

BUMDes Tawangsari di Desa Ketawang, Gondanglegi, Kabupaten Malang, memiliki salah satu unit usaha berupa swalayan desa. Omzet swalayan itu ratusan juta rupiah per bulan.

Belakangan, salah satu isu paling hit terkait desa adalah badan usaha milik desa (BUMDes). Pemerintah dengan segala infrastrukturnya berusaha menggenjot sebanyak mungkin jumlah BUMDes di Tanah Air.

Hingga 2020, jumlah BUMDes sudah mencapai 51.134. Jumlah tenaga kerja yang terserap lebih dari 1 juta orang. Omzet BUMDes mencapai Rp 1 triliun per tahun, dengan laba bersih Rp 121 miliar per tahun. Adapun jumlah desa di Indonesia adalah 75.000-an desa.

Editor:
nelitriana
Bagikan