logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊGebyuran Bustaman Digelar...
Iklan

Gebyuran Bustaman Digelar Sederhana di Semarang

Berbeda dari biasanya, acara tahunan dalam rangka menyambut Bulan Ramadhan itu digelar sederhana dengan sejumlah pembatasan. Di sisi lain, Bustaman diharapkan menjadi percontohan pengembangan kampung kota.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0I9ils8Giw_7BhNcWa1H0tpbsFA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2Feedfde38-629a-474a-820f-5f28bb6dbfee_jpg-1024x576.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Ketiga anak bersiap disiram pada acara Gebyuran Bustaman di Kampung Bustaman, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Sabtu (10/4/2021). Lantaran masih dalam suasana pandemi Covid-19, tradisi tahunan setiap menjelang Ramadhan itu disesuaikan. Di antaranya hanya ada simbolik siraman pada sejumlah anak, dari biasanya perang air yang dilakukan warga.

SEMARANG, KOMPAS - Kampung Bustaman di Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah, masih gigih merawat tradisi "Gebyuran Bustaman" di tengah pandemi Covid-19. Berbeda dari biasanya, acara tahunan dalam rangka menyambut Ramadhan itu kini digelar sederhana dengan sejumlah penyesuaian dan pembatasan.

Kampung Bustaman selama ini dikenal sebagai kawasan pemotongan hewan, pusat penyediaan hewan kurban, dan penjual gulai. Sejak 2013, kampung itu memiliki tradisi "Gebyuran Bustaman" Dalam tradisi ini, biasanya, terjadi perang air atau saling mengguyur antarwarga. Semuanya bermakna penyucian diri sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan