logo Kompas.id
NusantaraAngka Kematian Tinggi, Sumsel ...
Iklan

Angka Kematian Tinggi, Sumsel Mulai Terapkan PPKM Berskala Mikro

Angka kematian yang tinggi, tingkat kesembuhan rendah, banyaknya kasus aktif, dan ”positivity rate” yang tinggi menjadi pertimbangan penerapan PPKM di Sumsel.

Oleh
RHAMA PURNA JATI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/u014nw0kIQAurAuMAp6E05RitWw=/1024x497/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F20210308RAM-Bupati-Ogan-Komering-Ulu-meninggal_1615183908.jpg
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Petugas berpakaian hazmat dan alat pelindung diri lengkap mengantar jenazah Bupati Ogan Komering Ulu Kuryana Azis di RS Charitas Palembang, Senin (8/3/2021). Kuryana meninggal karena penyakit komorbid diabetes melitus dan hipertensi. Sebelum meninggal, dia dirawat di ruang isolasi karena sempat terjangkit Covid-19.

PALEMBANG, KOMPAS — Sumatera Selatan menjadi satu dari 20 provinsi di Indonesia yang melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro pada 6-19 April 2021. Tingginya angka kematian dan belum optimalnya tingkat kesembuhan menjadi pertimbangan. Pemetaan zonasi dan peraturan teknis mengenai pemberlakuan PPKM berskala mikro akan segera diterbitkan.

Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy, Selasa (6/4/2021), di Palembang menjelaskan ada empat hal yang membuat Sumsel akhirnya masuk dalam jajaran daerah yang melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro. Keempatnya adalah angka kematian, tingkat kesembuhan, kasus aktif, dan positivity rate.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan