logo Kompas.id
NusantaraDi Balikpapan, Aku Menjadi...
Iklan

Di Balikpapan, Aku Menjadi "Dukun" Dadakan

Tanpa pikir panjang saya mulai komat-kamit dengan gelas di dekat dada. Sesungguhnya hanya bibir yang bergerak-gerak tanpa sepotong mantra atau doa pun saya baca. “Terima kasih, Pak. Ndak terlalu pusing lagi," katanya.

Oleh
SUCIPTO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CYVsk5Eu-NUiyHYrQDPRFSR3fuc=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2Fa368f1c4-d233-43d6-a69a-6a45296caa2b_jpeg.jpg
KOMPAS/SUCIPTO

Perempuan dayak long gliit duduk di tepi Sungai Tepai saat masak bersama di Desa Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Rabu (11/12/2019).

Sejak awal pandemi Covid-19, kantor menganjurkan kami para wartawannya untuk menghindari liputan lapangan jika dinilai tidak mendesak atau berpotensi terlibat kerumunan.

Dengan demikian, saya jadi lebih banyak wawancara via sambungan telepon. Beberapa liputan saya garap dari rumah bersumberkan webinar, kajian data, atau siaran pers daring.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan