logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บSedikitnya 10.000 Ton Beras...
Iklan

Sedikitnya 10.000 Ton Beras Impor di Indramayu dan Cirebon Harus Diproses Ulang

Di tengah rencana pemerintah mengimpor 1 juta tom beras, ribuan ton beras impor tahun 2018 di Gudang Bulog Indramayu dan Cirebon, Jawa Barat, mengalami penurunan mutu. Dibutuhkan proses ulang agar beras layak dikonsumsi.

Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0Qp15dus13W8M0yCcXDIA_LspGg=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2Fe70c3d5f-1597-4e01-af71-7ea4fef95465_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Suharno (55), petani, menjemur gabah di Desa Tegalkarang, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (18/3/2021). Harga gabah kering panen di tingkat petani setempat berkisar Rp 3.300 - Rp 3.400 per kilogram. Padahal, harga pembelian pemerintah (HPP) ditetapkan Rp 4.200 per kg GKP. Rencana impor beras dinilai memicu anjloknya harga gabah.

INDRAMAYU, KOMPAS โ€“ Di tengah rencana pemerintah mengimpor sejuta ton  beras, ribuan ton beras impor tahun 2018 di Gudang Bulog Indramayu dan Cirebon, Jawa Barat, mengalami penurunan mutu. Beras tersebut tidak bisa digunakan kembali tanpa diproses ulang.

Di Gudang Bulog Indramayu, misalnya, sebanyak 5.000 ton beras impor asal Vietnam 2018 masih menumpuk. โ€œKarena (berasnya) sudah lama pasti sebagian turun mutu. Berasnya berdebu dan mulai menguning,โ€ kata Pimpinan Perum Bulog Kantor Cabang Indramayu Dadan Irawan saat dihubungi, Kamis (25/3/2021), di Indramayu.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan