logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊAkhir Perjalanan di Luar...
Iklan

Akhir Perjalanan di Luar Rencana Bus Sri Padma Kencana

Kecelakaan bus di Sumedang sekali lagi menjadi pelajaran berharga bagi dunia transportasi. Pemeriksaan kemampuan kendaraan hingga kesiapan pengemudi jelas tidak boleh disepelekan.

Oleh
Cornelius Helmy
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sgqb7kX0ZLOG8YdovrypP2wF-d4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F750d7986-8cf7-4985-8616-8ac5d1fb0377_jpg.jpg
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

Sejumlah petugas mengamati bus yang mengalami kecelakaan maut di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021). Bus tersebut kehilangan kendali dan masuk ke dalam jurang sedalam lebih dari 20 meter, Rabu (10/3) malam. Puluhan orang meninggal dan luka-luka dalam kejadian tersebut.

Perjalanan bus Sri Padma Kencana berakhir di jurang di sekitar Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021). Sebanyak 29 orang meninggal dan 37 lainnya luka-luka. Kisah perjalanan pamungkas itu menguak sejumlah kemungkinan di belakangnya.

Dari data Badan Pendapatan Daerah Jabar yang diakses daring, bus bernomor polisi T7591 TB ini menggunakan sasis Hino RK8 buatan tahun 2018. Kompas.com menuliskan, bus memakai bodi Jetbus 3 Super High Deck (SHD) yang memiliki bagasi luas dan dek kabin tinggi. Untuk itu, harus dilakukan modifikasi di bagian kaki-kaki, dari per daun menjadi suspensi udara.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan