logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊTri, 23 Tahun Menyimpan Rindu ...
Iklan

Tri, 23 Tahun Menyimpan Rindu kepada Ibu

Menjadi anak yang besar tanpa kasih sayang ibu karena harus merantau ke Malaysia membuat Tri berusaha mandiri. Hampir 23 tahun dia tidak pernah mendengar dan tidak berjumpa dengan ibunya karena hilang kontak.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/t3fvTrFZlcJvegV54bwZISHgVbc=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2Fd9691a9b-eee8-4c7b-90a0-d8209a18b4d7_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Tampak foto almarhum Purwanti saat bekerja di Malaysia. Foto ditunjukkan Tri Subekti, anak Purwanti di Desa Kedungwuluh Kidul, Patikraja, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (5/3/2021).

Selembar foto lawas menjadi satu-satunya kenangan bagi Tri Subekti (34) terhadap Purwanti (57), almarhum ibunya. Bungsu dari tiga bersaudara ini sudah ditinggal ibunya merantau ke Malayasia menjadi pekerja migran Indonesia sejak usia 11 tahun. Hampir 23 tahun kemudian, Tri tidak pernah berjumpa dengan ibunya. Ketika Sang ibu pulang ke Indonesia pada 2014 di Desa Kedungwuluh Kidul, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Tri hanya berjumpa selama dua hari yang kemudian wafat pada akhir 2014.

”Waktu itu kami berpikir, kalau ibu pulang, ya, syukur. Kalau mungkin sudah meninggal di sana, ya, kami ikhlas,” tutur Tri saat ditemui di rumahnya di Desa Kedungwuluh Kidul, Jumat (5/3/2021).

Editor:
hamzirwan
Bagikan