logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPasrah dan Melawan, Semoga...
Iklan

Pasrah dan Melawan, Semoga Hasilnya Tak Berujung Sama Saja

Malaysia adalah salah satu tempat favorit bagi pekerja migran Indonesia dari pantai utara Jawa Barat. Namun, sejumlah celah masih ada. Pergi tanpa dokumen hingga berakhir disiksa masih mewarnai kisah pilu mereka.

Oleh
Abdullah Fikri Ashri/melati mewangi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/oiH67Wo4Y3_wt7SQ3_9G8kqidZQ=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F20210303_110621_1615036845.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Potret bagian luar rumah Umaya (59), pekerja migran Indonesia, di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (3/3/2021). Belasan tahun di Malaysia, Umaya sempat terlunta-lunta. Ia kembali ke Indonesia tahun lalu sebelum meninggal dunia.

Setelah belasan tahun mengadu nasib di Malaysia, Umaya (59) akhirnya pulang ke kampung halamannya di Cirebon, Jawa Barat. Tidak lama kemudian, ia berpulang untuk selamanya, membawa semua kisah pahitnya.

Rabu (3/3/2021) itu adalah hari ke-40 perginya Umaya. Tidak ada yang istimewa di rumahnya di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati. Bangunannya justru tampak rapuh. Dindingnya bata tanpa plafon. Untuk masuk, tubuh harus menyerong karena bagian depan rumahnya terimpit tembok tetangga.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan