logo Kompas.id
NusantaraUMKM Sulut Masih Enggan Pakai ...
Iklan

PEMBAYARAN DIGITAL

UMKM Sulut Masih Enggan Pakai ”QR Code”

Pembayaran dengan QR code belum populer di kalangan unit-unit usaha mikro, kecil, dan menengah Sulawesi Utara. BI menargetkan jumlah penjual yang menyediakan metode pembayaran digital tersebut meningkat dua kali lipat.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/tlQTvx2VPs67cpsPEaAQtNGx_4k=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2Fd4021d7f-3899-4c07-ae3a-8b340ae4f483_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Kasman (40) menunjukkan tiga dari empat kode QR standar Indonesia (QRIS) yang dimilikinya sebagai sarana pembayaran di lapaknya yang terletak di Pasar Segar Paal II, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (25/2/2021). Per Desember 2020, baru 41.803 dari 292.122 pedagang mikro, kecil, dan menengah di Sulut yang menyediakan QRIS.

MANADO, KOMPAS — Pembayaran dengan kode respons cepat atau QR code belum populer di kalangan unit-unit usaha mikro, kecil, dan menengah Sulawesi Utara. Bank Indonesia menargetkan jumlah penjual yang menyediakan metode pembayaran digital tersebut meningkat dua kali lipat sepanjang 2021.

Kantor Pewakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sulut meluncurkan program digitalisasi tersebut dengan menyosialisasikan kode QR standar Indonesia (QRIS) kepada pedagang di Pasar Segar Paal II, Manado, Kamis (25/2/2021). Per Desember 2020, baru 41.803 dari 292.122 pedagang mikro, kecil, dan menengah di Sulut yang menyediakan QRIS sebagai sarana pembayaran via aplikasi dompet digital.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...