logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บNestapa Pahlawan Devisa...
Iklan

Nestapa Pahlawan Devisa Meretas Trauma

Sebagian mantan pekerja migran Indonesia kini hidup dibekap trauma. Tidak jarang, usaha untuk bangkit dari keterpurukan justru berakhir dengan derai air mata.

Oleh
Abdullah Fikri Ashri
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/he0Gg3HphqpMf-02S2oBI1iHA1k=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2Fa9a0d09e-6e18-4731-b303-2b1b638cacea_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Turini (48) berfoto bersama suaminya, Samsudin (53), di warungnya di Taman Wisata Siwalk, Setupatok, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (2/2/2021). Turini merupakan mantan pekerja migran Indonesia di Arab Saudi selama 21 tahun dan tidak digaji. Ketika pulang ke Cirebon, ibu dua anak ini merasa asing. Bahkan, tidak mengenal suami dan anaknya.

Mendung pada Selasa (2/2/2021) pagi itu, seperti perasaan Turini (48) yang galau. Warungnya di Taman Wisata Siwalk, Setupatok, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sepi akibat pandemi. Namun, ia masih berusaha tabah, termasuk ketika menceritakan kembali kisahnya di negeri orang.

โ€Seandainya saya tahu nasibnya akan seburuk ini, mana mungkin pergi ke Arab Saudi,โ€ ucap warga Dawuan, Kecamatan Tengah Tani, Cirebon ini. Air mata membasahi pipi, meluruhkan bedak di wajahnya.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan