logo Kompas.id
NusantaraKarena Gambang Semarang Tak...
Iklan

Karena Gambang Semarang Tak Hanya ”Ampat Penari”...

Diselimuti berbagai tantangan peradaban, gambang semarang terus diperjuangkan sebagai identitas akulturasi Tionghoa dan Nusantara yang kaya makna. Perlu langkah nyata melambungkan gambang semarang secara utuh.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ili6UP4bjxtZsybZm7Kf8Ycx3-4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2FGambang-Semarang_1613130757.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Satu set alat musik gambang semarang di Museum Ronggowarsito, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (11/2/2021). Gambang Semarang ialah salah satu identitas kebudayaan Kota Semarang.

Lahir dari rahim akulturasi Tionghoa dan Nusantara pesisiran, gambang semarang bukan saja tari dan lagu seperti jamak dipahami banyak orang. Dilanda berbagai tantangan peradaban, gambang semarang terus diperjuangkan sebagai identitas budaya Semarang yang kokoh serta kaya akan makna.

Dengan masker terpasang di mulut, tujuh siswa Sanggar Tari Greget, Kota Semarang, Jawa Tengah, menari Tari Denok Deblong, Jumat (12/2/2021) sore. Sambil memegang kipas di kedua tangan, mereka mengayunkannya ke atas dan ke bawah. Sesekali, kipas dimasukkan ke sela-sela ikat kostum yang melingkar di perut. Dengan tangan kosong, gerakan tangan mereka begitu lentur.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan