logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKisah Abadi Gelandangan di...
Iklan

Kisah Abadi Gelandangan di Tengah Gemerlap Kota Medan

Keberadaan gelandangan tidak pernah hilang dari gemerlap kota metropolitan Medan, Sumatera Utara. Kisah gelandangan akan terus terdengar selama tidak ada terobosan baru menanganinya.

Oleh
NIKSON SINAGA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/V3tZFAYV6P9twIbKMYvIcFjRL18=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2FIMG-20210129-WA0009_1611860912.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Seorang pria hidup menggelandang di emperan toko di Medan, Sumatera Utara, Kamis (28/1/2021). Permasalahan gelandangan di Kota Medan selalu muncul kembali meskipun pembinaan telah dilakukan.

MEDAN, KOMPAS β€” Terik matahari membuat Simon alias Penang (45) memilih berteduh di emperan toko yang tidak dipakai di Jalan Mataram, di belakang sebuah restoran cepat saji di pusat Kota Medan. Ia pun tidur terlelap di atas kertas kardus yang ia bentangkan. Kertas timah bekas bungkus rokok ia sumbatkan di lubang telinganya agar bising suara kendaraan yang hilir mudik siang itu tak mengganggunya.

Harta berupa dua karung goni berisi botol plastik bekas, ia pegang erat-erat. Ia pun terjaga ketika beberapa temannya mendekat.

Editor:
agnesrita
Bagikan