logo Kompas.id
NusantaraPelajaran dari Tayo, Kucing...
Iklan

Pelajaran dari Tayo, Kucing yang Dijagal di Medan

Pembantaian dan penjagalan kucing-kucing di Medan yang viral di media sosial sesungguhnya hanya puncak gunung es. Kucing terancam penjagalan, kelaparan, penyiksaan, penyakit hewan, hingga ledakan populasi.

Oleh
NIKSON SINAGA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/QcbwO5DDFhVxuWfXE8jh-K7giyg=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F20210129_164527_1611914520.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Kucing-kucing hidup secara liar di sebuah tempat sampah di Pasar Pringgan, Medan, Sumatera Utara, Jumat (29/1/2021). Ledakan populasi kucing yang tidak terkendali membuat hewan ini sering mengalami kekejaman hingga penjagalan.

Kisah Tayo, kucing yang dibantai bersama kucing-kucing lainnya di Medan, Sumatera Utara, sesungguhnya hanyalah puncak gunung es kekejaman terhadap hewan, khususnya kucing. Kucing liar maupun peliharaan setiap hari terancam penjagalan, kelaparan, penyiksaan, penyakit hewan, hingga ledakan populasi.

”Ditemukannya beberapa kepala dan usus kucing di dalam karung di Jalan Tangguk Bongkar VII sesungguhnya tidak mengejutkan. Namun, ini sangat membuat hati miris karena masalah kekejaman terhadap hewan tidak pernah bisa diselesaikan,” kata pendiri Pecinta Kucing Medan, Riscki Elita, Jumat (29/1/2021).

Editor:
aufrida wismi
Bagikan