logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKaset Usang Kegagapan...
Iklan

Kaset Usang Kegagapan Penanganan Bencana yang Terulang di Sulbar

Kegagapan penanganan saat terjadi bencana seperti kaset usang yang terus terjadi. Distribusi logistik yang mampet, pendataan, hingga sulitnya informasi menjadi cerita yang tidak ada habisnya.

Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS/M IKHSAN MAHAR
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/BL3t98oY_Y2Pxzs2HmfxFm1R7ec=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F42d3eaf6-40b3-4748-a230-6e49ebe73fad_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Penyintas gempa membawa bantuan melewati longsoran di Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Rabu (20/1/2021).

Sejak gempa mengguncang wilayah Sulawesi Barat pada 15 Januari lalu, penanganan pascabencana mulai memendam riak persoalan. Selain penyaluran logistik yang juga belum merata, data rumah terdampak gempa juga menyimpan potensi masalah. Kegagapan pemerintah daerah dalam penanganan bencana terus berulang, serupa kaset usang yang tidak henti berputar.

Menggendong map seukuran bantal, Sudirman (62) berjalan tergopoh memasuki Markas Kodim 1418/Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (26/1/2021) sore. Di belakang Kepala Lingkungan BKI ini, anak sulungnya, Ridwan (28), mengekor, juga membawa map.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan