logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บKeluarga Kopilot Sriwijaya Air...
Iklan

Keluarga Kopilot Sriwijaya Air SJ-182 Menanti Mukjizat

Setidaknya 40 orang dewasa, 7 anak, 3 bayi, dan 6 kru kabin di pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih dicari. Bagi keluarga besar Tuerah, hanya mukjizat yang dapat menyelamatkan sang kopilot, Diego Mamahit.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/M11PB4Wvmj1M0zwssvqrgnFAcHY=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F63d3c936-db8a-47e2-9fe6-d4595f176b51_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Fenty Dungus menunjukkan foto keluarga Diego Mamahit (33), keponakannya, di Desa Suwaan, Airmadidi, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Minggu (10/1/2021). Diego adalah kopilot pesawat Sriwijaya Air PK-CLC bernomor penerbangan SJ-182 yang jatuh dan hilang di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Jantung David Tuerah (56) menghentak keras ketika mendengar kabar dari iparnya yang berderai air mata. Diego Mamahit (33), keponakannya, berada dalam kokpit pesawat Sriwijaya Air SJ-182  PK-CLC yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021) sore, dalam penerbangan dari Jakarta menuju Pontianak, Kalimantan Barat.

โ€Awalnya saya sudah dengar ada Sriwijaya Air jatuh, dan saya teringat Diego. Saya suruh anak saya hubungi kakak-kakaknya. Saya pikir, pilot dan kopilot Sriwijaya, kan, banyak, masa harus keponakan saya yang kena? Ternyata betul. Saya lemas, syok sekali,โ€ kata David, Minggu (10/1/2021).

Editor:
aufrida wismi
Bagikan