Iklan
Luka dan Asa Penyintas Teror Bom Samarinda pada Malam Pergantian Tahun
Mereka berupaya membangkitkan optimisme anak agar daya hidup terus tumbuh seiring tahun berganti, meski negara tak memberi bantuan penuh.
Para penyintas pengeboman di Gereja Oikumene Samarinda melewati empat akhir tahun dengan tak mudah. Keluarga sudah memaafkan pelaku dan apa yang terjadi. Mereka berupaya membangkitkan optimisme anak agar daya hidup terus tumbuh seiring tahun berganti, meski negara tak memberi santunan penuh.
Alvaro Aurelius Tristan Sinaga duduk tersenyum sambil memainkan drum elektrik di kamarnya. Dengan setelan kaus dan celana kuning, bocah berusia delapan tahun itu tampak percaya diri memainkan alat musik kegemarannya.