Matahari sudah tenggelam setibanya kami di Moni, sebuah desa yang menjadi tempat peristirahatan sebelum naik ke Danau Kelimutu pada awal Agustus 2017. Sejumlah tempat peristirahatan sudah penuh saat liburan tiba, sebagian wisatawan lebih memilih menginap di Kota Ende yang berjarak 65 kilometer atau bisa ditempuh dengan waktu dua jam perjalanan darat. Meski tidur tak lelap karena diganggu ”penunggu” penginapan, kami sudah harus bergerak menjelang subuh. Kabut menyelimuti sepanjang perjalanan. Menapaki jalan setapak tanah yang masih basah di antara pepohonan, dilanjutkan dengan naik tangga. Terpaan angin makin kencang, udara juga semakin dingin. Matahari terbit menjadi incaran wisatawan di ketinggian 1.641 meter di atas permukaan laut yang menjadi titik pandang bagi tiga danau. Gunung api yang meletus dahsyat pada 1830 dan meninggalkan tiga kawah berair beda warna, merah, putih, dan biru, itu menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan. Sayang, waktu itu matahari terbit tertutup kabut dan cuaca kurang mendukung untuk mendapatkan foto maksimal.