logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMenerima HIV sebagai Sahabat...
Iklan

Menerima HIV sebagai Sahabat dan Melanjutkan Hidup di Tengah Pandemi

Bagaimana orang dengan HIV bertahan hidup di tengah pandemi? Apa motivasi mereka tetap bertahan dan optimis meski harus mengonsumsi obat seumur hidup?

Oleh
SUCIPTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/tKPR2Ct7kOHB6Vdj2bMDjwOSGeU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F7aa15e3e-5e17-4220-ac3a-66b1b907f008_jpg.jpg
KOMPAS/SUCIPTO

Dicky Ardani (29), orang dengan HIV sekaligus anggota kelompok dukungan sebaya, sedang melihat ke arah jendela di sebuah sudut di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (1/12/2020).

Lelaki berkulit kuning langsat itu memohon izin untuk menghentikan percakapan sejenak setelah alarm di gawainya berdering. Arya (bukan nama sebenarnya) mengeluarkan plastik kecil berisi dua butir pil dan dua tablet dari dalam saku.

”Ini tenofovir dua butir. Yang warnanya kuning ini Efavirenz dan satu lagi Lamivudin,” ujar pria 32 tahun itu, Senin (30/11/2020) malam di sebuah kafe di bilangan Balikpapan Permai, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan