Hambar Gagasan dalam Berebut Pemilih Mengambang di Makassar
Serupa masakan kurang gurih menjadi analogi untuk debat terakhir Pilwali Makassar. Keempat calon dianggap tidak menyajikan gagasan komprehensif dan cenderung sloganistik. Perlu kerja keras meyakinkan pemilih rasional.
Debat terakhir Pemilihan Wali Kota Makassar diwarnai perspektif tidak jauh beda dari debat sebelumnya. Semua kandidat berusaha menampilkan warna sembari berebut meraih pemilih mengambang yang diprediksi cukup besar. Namun, seperti coto yang kurang garam juga tauco, debat ini dianggap antiklimaks dan hambar gagasan komprehensif dari para calon.
Debat ketiga dari proses Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, berlangsung sekitar tiga jam, Jumat (4/12/2020) pagi. Debat ini berlangsung di Jakarta karena tidak mendapatkan izin dari kepolisian untuk digelar di Makassar. Selain membahas terkait kebijakan penanganan Covid-19, debat kali ini juga membahas kebijakan inklusif, baik itu terkait perempuan, anak, penyandang disabilitas, masyarakat miskin, hingga masalah narkotika dan obat berbahaya.