logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊTujuh Sub-Daerah Aliran Sungai...
Iklan

Tujuh Sub-Daerah Aliran Sungai Kawasan Muria di Jateng Kritis

Dampak nyata terakhir dari kerusakan lingkungan tersebut ialah banjir bandang yang melanda Kudus pada 2015. Hal tersebut berdampak tak hanya aksesibilitas warga, tetapi juga ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/qzEYL74sM9ewGuIdJ8f2DEWcyZo=/1024x678/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_5254293_157_0.jpeg
Kompas

Tim evakuasi Basarnas mengevakuasi warga Dukuh Wetankali, Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (25/1). Longsor di lereng Pegunungan Muria bertambah parah sehingga 1.800 orang terpaksa mengungsi dan 1.100 orang terisolasi karena jalan menuju permukiman putus.

KUDUS, KOMPAS β€” Sebanyak tujuh dari 25 sub-Daerah Aliran Sungai atau DAS Kawasan Muria, Jawa Tengah, masih dalam kondisi kritis sebagai dampak maraknya penebangan ilegal sejak akhir 1990-an. Warga setempat masih kurang paham sehingga tetap menanam tanaman semusim. Upaya pemulihan lingkungan dilakukan dengan percontohan di tujuh desa.

Sub-DAS kritis itu adalah Piji (856,11 hektar), Sani (1.211,52 hektar), Gungwedi (133,67 hektar), ketiganya ada pada DAS Juwana. Kemudian, Srep (2.718,58 hektar) dan Mayong (2.474,76 hektar) pada DAS Serang. Selain itu, Tayu (1.764,94 hektar) di DAS Tayu dan Gelis (1.730 hektar) di DAS Gelis.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan