logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊEmpat Nyawa Melayang di...
Iklan

Empat Nyawa Melayang di Banjarpanepen, Si Sulung Sebatang Kara

Empat nyawa melayang direnggut longsor di Desa Banjarpanepen, Banyumas, Jawa Tengah. Kesedihan membayangi warga desa. Lebih dari itu, ancaman longsor susulan masih perlu diwaspasai dan dimitigasi.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/FJbhH1uLkw1w5m9uBRryL6_ybKM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Fc99d34f3-57a8-47e2-b4e2-e58bacbf3f3f_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Jenazah kakak beradik korban longsor di Desa Banjarpanepen, Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, dimakamkan dalam satu liang lahat, Rabu (18/11/2020). Korban dimakamkan di samping makam ibunya yang juga menjadi korban longsor. Sang ayah hingga kini diduga masih tertimbun longsor.

Tangis Natalis Sigit Widianto (24) pecah ketika dua peti berisi jenazah kedua adiknya, Lukas (13) dan Yudas (8), diturunkan ke dalam liang lahat, Rabu (18/11/2020). Matanya sayu menatap lubang makam. Air matanya berlinang. Dia tersungkur di dekat pusara sang ibunda, Sugiarti (45), yang dimakamkan sehari sebelumnya. Di dekatnya, menganga lubang baru yang disiapkan untuk jasad ayahnya yang ditemukan Rabu sore. Longsor merenggut keluarganya, kini si sulung sebatang kara.

Tebing setinggi lebih dari 300 meter runtuh menimpa kawasan RT 002 RW 001 Grumbul Kalicawang, Desa Banjarpenapen, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa dini hari. Tiga rumah rusak, satu di antaranya hancur. Di sanalah pasangan suami istri, Basuki (55) dan Sugiarti (45), bersama dua anaknya, Lukas dan Yudas, tertimbun. Natalis selamat dari musibah karena malam itu sedang tidak di rumah.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan