logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPenerapan Protokol Kesehatan...
Iklan

Penerapan Protokol Kesehatan di Tempat Pengungsian Merapi Belum Optimal

Penerapan protokol kesehatan di tempat pengungsian warga yang terdampak aktivitas Gunung Merapi perlu diperkuat. Hal ini karena implementasi protokol kesehatan di sejumlah lokasi pengungsian ternyata belum optimal.

Oleh
HARIS FIRDAUS
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/3wzMwjJ6Df8PeVYEc7u2jAHhZxM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F8db0391d-f00f-488a-abd2-1deebfaa71e6_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Pengungsi beristirahat di depan bangunan tempat pengungsian Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (14/11/2020). Tempat pengungsian itu saat ini dihuni 275 warga yang mengungsi dari tempat tinggal mereka di lereng Gunung Merapi. Namun, sejumlah protokol kesehatan masih kerap tidak dilaksanakan secara ketat di antara para pengungsi.

YOGYAKARTA, KOMPAS β€” Penerapan protokol kesehatan di tempat pengungsian warga yang terdampak aktivitas Gunung Merapi perlu diperkuat. Implementasi protokol kesehatan di sejumlah lokasi pengungsian ternyata belum optimal. Padahal, penerapan protokol kesehatan secara ketat sangat penting untuk mencegah risiko penularan penyakit Covid-19.

Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Rahmawati Husein mengatakan, protokol kesehatan di lokasi pengungsian harus diterapkan dalam empat aspek, yakni sarana prasarana, sistem operasi, aktivitas pengungsi, dan layanan kesehatan.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan