logo Kompas.id
Nusantara”Ladrang Gadjah Seno”, Gending...
Iklan

”Ladrang Gadjah Seno”, Gending Terakhir Dalang Peretas Batas

Bagi Ki Seno Nugroho, kreativitas bagaikan sumber mata air yang tak pernah kering. Lewat wayang virtual, Seno meretas batas ruang. Terjadi proses penanggalan tembok yang membuat wayang bisa dinikmati tanpa berjarak.

Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/XGVwPZI_wv01LAQZuwd8q3wLw64=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Fdalang2_1604463523.jpg
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Foto-foto mendiang pedalang Ki Seno Nugroho di rumah duka di Dusun Gayam, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (4/11/2020). Seno meninggal pada Selasa (3/11/2020) malam.

Sedu sedan Tatin Lestari Handayani (34) dan belasan pesinden lain pecah sejadi-jadinya begitu gending ”Ladrang Gadjah Seno” berlaras slendro pathet sanga rampung dimainkan para wiyaga. Gending itu mengantar kepulangan dalang inovatif, Ki Seno Nugroho, kepada Sang Khalik.

”Dulu, beliau mayang (mementaskan wayang) sempat bilang ke kami. ’Sesuk nek aku ra ono, iki diunekke yo (Besok, kalau saya meninggal, mainkan gending ini ya),” tutur Tatin di sela-sela penghormatan terakhir bagi almarhum Ki Seno Nugroho, Rabu (4/11/2020), di Dusun Gayam, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Seno meninggal dalam usia 48 tahun, Selasa (3/11/2020) malam, akibat gangguan jantung di Sleman, DIY.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan