logo Kompas.id
NusantaraMantra Tubuh Rianto,...
Iklan

Mantra Tubuh Rianto, Pergumulan dan Peleburan Manusia dengan Semesta

Di aliran Sungai Pelus, Rianto penari lengger lanang Banyumas menggelar pertunjukan bertajuk ”Mantra Tubuh”. Berselimut gelap malam, berpayung sinar purnama, tarian itu merefleksikan bersatunya tubuh dengan alam raya.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/15kwMVQWVqGF0gA6wFhlq_b0yic=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2Ff63f34f4-e783-448f-a3c9-d8f50fa6eda8_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Penari lengger Banyumasan Rianto (kanan) bersama Dani (21) menggelar pementasan ”Mantra Tubuh” di aliran Sungai Pelus di sekitar objek wisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (2/10/2020) dini hari. Tarian ini merefleksikan kesatuan tubuh dengan alam.

Hujan baru saja reda saat jarum jam menunjuk angka tiga. Berbalut kabut dini hari dan berpayung temaram purnama, dua sosok manusia bergumul memanggungkan ”Mantra Tubuh” di tengah arus Sungai Pelus, Banyumas. Simbol bersatunya manusia dengan alam semesta.

Bermula dari gelap dan ketiadaan, sesosok tubuh manusia berdiri tegak di atas panggung yang dibangun di tengah Sungai Pelus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Berlatarkan semak dan pepohonan hutan lereng Gunung Slamet, penari laki-laki bertelanjang dada dan berambut gondrong itu mulai mengangkat kaki bergantian. Ia berlari kecil di tempat seirama tabuhan kendang dari pemusik. Entakan kakinya menyibak air.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan