logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊNTT, Sumber Air Makin Jauh di ...
Iklan

NTT, Sumber Air Makin Jauh di Pulau Seberang

Kekeringan ekstrem melanda pulau-pulau di NTT. Respons atas kejadian berulang ini masih sama, baik warga maupun pemerintah daerah, karena minimnya cakupan inovasi.

Oleh
Kornelis Kewa Ama
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8hzNmoV3GQoLRAyy5bXj8XentVI=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F20200923kord-iwan-isi-air-jeriken-kapal_1600862713.jpg
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Iwan Bajo (25) sedang mengisi air ke dalam jeriken di dermaga TPI Oeba Kota Kupang, Rabu (23/9/2020),  untuk dibawa ke Pulau Kera, sekitar 40 mil (64 kilometer). Satu kapal motor membawa 25 jeriken, masing-masing jeriken berisi 20 liter air.

Iwan Bajo (25), warga Pulau Kera di Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, menarik selang yang tersambung ujung keran menuju kapal. Ujung selang masuk ke jeriken-jeriken di kapal motor. Begitulah cara penghuni puluhan pulau kecil di Nusa Tenggara Timur saat ini dalam memenuhi kebutuhan air. Kekeringan sedang ekstrem.

Iwan Bajo yang ditemui di Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan Oeba, Kota Kupang, Rabu (23/9/2020), mengatakan, satu-satunya sumur yang menghasilkan air tawar di Pulau Kera mengalami kekeringan sejak Februari 2020. Sejak itu pula, warga Pulau Kera mengangkut air dengan jeriken di dalam kapal motor dari Pelabuhan Oeba, Kota Kupang, menuju Pulau Kera, sekitar 40 mil (64 kilometer). Setiap jeriken berisi 20 liter air.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan