logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPandemi, Tradisi Muludan di...
Iklan

Pandemi, Tradisi Muludan di Cirebon Ditiadakan

Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, meniadakan tradisi Muludan tahun ini karena pandemi Covid-19. Tradisi yang mendatangkan ribuan orang tersebut berpotensi menjadi tempat penularan virus korona baru.

Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ECa7ND4o0NRXctjlXNmBole7NeU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2F029f33ef-55f0-4805-83b2-52225dc8c068_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Sejumlah ibu memasak nasi jimat di Dapur Mulud di kompleks Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon, Jawa Barat, Minggu (10/11/2019). Mereka mengitari belanga berisi nasi sembari mengaduknya dengan spatula. Nasi jimat merupakan sajian dalam upacara panjang jimat, puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

CIREBON, KOMPAS β€” Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, meniadakan tradisi Muludan tahun ini karena pandemi Covid-19. Tradisi yang mendatangkan ribuan orang tersebut berpotensi menjadi tempat penularan virus korona baru. Apalagi, Cirebon merupakan zona merah penyebaran Covid-19.

Keputusan meniadakan acara Muludan tercantum dalam surat rekomendasi bernomor 450/1381-Adm.Pem.Um yang ditandatangani Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis pada Selasa (22/9/2020). Surat tersebut merupakan balasan atas surat Sultan Sepuh XV Nomor 001/SU/SSXV/IX/2020 tentang pemberitahuan rangkaian acara Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 Hijriah.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan