logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บKebakaran Hutan dan Gagal...
Iklan

Kebakaran Hutan dan Gagal Panen di NTT, Siapa Peduli?

Pembangunan tujuh unit bendungan di NTT dengan nilai masing-masing mendekati Rp 1 triliun belum mendatangkan manfaat bagi petani. Tidak ada air hujan yang mengisi bendungan. Pemda tak juga menghijaukan sekitar bendungan.

Oleh
Kornelis Kewa Ama
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/T8Z-mVebaH2Vefyb0X2iKuK5LVg=/1024x631/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F20200914kora-kebakaran-sumba_1600084891.jpg
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Kebakaran hutan di salah satu titik di dalam kawasan TN Laiwangi Wanggameti, Sumba Timur, NTT, Minggu (13/9/2020).

Umbu Manurara, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Pulau Sumba, NTT, terdiam. Ia kecewa menyaksikan asap mengepul berulang  di dalam kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, Sumba Timur. Asap juga mengepul di cagar alam Tiimau, Amfoang, Pulau Timor. Selama Juni-13 September 2020, BMKG Kupang mendata 1.343 titik panas, sedangkan 18 kabupaten kekeringan ekstrem. Ribuan sumber air mengering.

Umbu Manurara menghubungi Kompas dari Waibakul, Sumba Tengah, Senin (14/9/2020), yang menyebut kebakaran sejak lima tahun terakhir di Pulau Sumba memprihatinkan. Hampir setiap hari ada titik api.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan