Petani di Lokasi "Food Estate" Masih Ada yang Kesulitan Bertani
Petani di lokasi program lumbung pangan nasional masih bergelut dengan persoalan klasik, seperti pupuk, modal, hingga tengkulak.
PALANGKARAYA, KOMPAS –Petani di sebagian kawasan food estate di Kalimantan Tengah belum sepenuhnya sejahtera. Mereka masih bergantung pada tengkulak, kesulitan mendapatkan pupuk dan modal tanam pada saat-saat tertentu, serta mengalami stagnasi produksi.
Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulau Pisang, Kalimantan Tengah menjadi salah satu desa yang kawasannya dirancang sebagai kawasan food estate. Di desa itu setidaknya terdapat 1.000 hektar lahan yang masuk dalam kawasan food estate dari total 10.160 hektar di Kabupaten Pulang Pisau. Selain di kabupaten yang 70 persen wilayahnya merupakan wilayah gambut itu, disiapkan juga lahan seluas 20.000 hektar di Kabupaten Kapuas untuk proyek yang sama.
Tetapi petani di desa itu masih kesulitan mengolah lahannya. Pada musim tanam tahun ini pupu sulit didapatkan. Rasimun (42) salah satu petani di Belanti Siam mengungkapkan, toko langganan mereka di Kecamatan Pandih Batu maupun Maliku mulai kehabisan stok. Rasimun misalnya hanya mendapatkan 1 kuintal pupuk dari kebutuhan 4 kuintal bagi sehektar lahannya. Kesulitan pupuk itu bukan hal yang baru, namun tahun ini paling parah.