logo Kompas.id
NusantaraBerdikari dengan ”Jangkrik...
Iklan

Berdikari dengan ”Jangkrik Bos”

Budidaya jangkrik jadi salah satu upaya warga Desa Mernek, Kecamatan Maos, Cilacap, Jawa Tengah, satu dekade terakhir. Sejumlah warga tertarik pulang kampung dari perantauan dan mencoba berdikari lewat ternak jangkrik.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GMYY98FqCeeJRHFPgUnAWumrrHI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F52ab8a06-9ef6-40a2-a0de-facd6c451897_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Moch Muhaimin (56), pembudidaya jangkrik, menunjukkan kandang jangkriknya di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (13/8/2020).

Sebagai salah satu kantong buruh migran, Desa Mernek di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, biasa ditinggal para pemudanya merantau. Dengan jejaring kerja sama, belakangan, simpul-simpul ekonomi kampung mulai menggeliat. Warga mandiri membangun desa lewat budidaya jangkrik.

”Saya dulu bekerja di Arab Saudi sebagai driver (sopir) sebuah keluarga, enam tahun di sana. Lalu pulang mencoba bisnis penggorengan kerupuk dan juga jangkrik,” kata Moch Muhaimin (56), salah seorang pembudidaya jangkrik, saat ditemui di rumahnya di RT 003/RW 006 Grumbul atau Dusun Rawaeng, Mernek, Kecamatan Maos, Cilacap, Kamis (13/8/2020).

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan