logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊSudah Sampai Filipina, Kakatua...
Iklan

Sudah Sampai Filipina, Kakatua dan Walabi Dipulangkan melalui Bitung

Rehabilitasi satwa perlu waktu tiga bulan, kecuali yang tidak dilepasliarkan.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/7bgHb41jEUlMBcDCZTmAlCr9M5E=/1024x681/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fe32f1139-19c3-438b-859d-32170ff35b9f_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Kakatua koki atau kakatua jambul kuning (Cacatua galerita) bertengger di kandang rehabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Jumat (30/7/2020). Sebelum dibawa ke pusat rehabilitasi, 91 satwa dari Papua dan Maluku direpatriasi dari Davao, Filipina.

BITUNG, KOMPAS β€” Sebanyak 91 ekor satwa endemik Papua dan Maluku direpatriasi ke Tanah Air melalui Bitung, Sulawesi Utara, setelah disita dari upaya penyelundupan di Davao, Filipina. Satwa-satwa itu akan direhabilitasi lebih dulu di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki di Minahasa Utara selama tiga bulan sebelum dilepasliarkan di habitat asalnya.

Satwa-satwa yang dipulangkan terdiri atas 15 jenis, meliputi walabi batu berkaki hitam (Dorcopsis hageni) dari infraclass marsupial serta bengkarung lidah biru (Tiliqua sp) dan biawak (Varanus rainerguentheri) dari kelas reptilia. Sisanya 12 jenis burung, seperti kasuari (Casuarius unappendiculatus), kakatua koki atau jambul kuning (Cacatua galerita), danrangkong papua (Rhyticeros plicatus). Selain biawak yang dari Maluku, satwa lain berasal dari Papua.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan