logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บMerawat Calung dan Lengger...
Iklan

Merawat Calung dan Lengger Banyumas dari Rumah Saja

Pentas virtual pertunjukan seni tradisional menjadi oase di tengah deraan pandemi Covid-19. Lewat kemajuan teknologi, kesenian calung dan lengger Banyumasan tetap bisa dinikmati dan dilestarikan meski hanya dari rumah.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/YZPcojmTXiGd3mpWMwBMjAhb1Hs=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F2a5fc8f6-fea1-457d-a07b-fdbd9883a78d_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Septi Priastuti (16) menari di hadapan kamera telepon seluler di Desa Karangrau, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (11/7/2020). Ia menari dalam pertunjukan calung dan lengger banyumasan berjudul Pacul Gowang yang digelar secara virtual di Desa Karangrau, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (11/7/2020).

Pandemi Covid-19, yang melanda hampir lima bulan, melumpuhkan banyak elemen profesi, termasuk seniman tradisional. Hajatan dan hiburan yang mengundang kerumunan orang dihindari untuk mencegah penularan penyakit. Di tengah sepinya tanggapan, panggung virtual menjadi oase bagi seniman calung Banyumasan.

Tetabuhan calung, alat musik tradisional khas Banyumas yang terbuat dari bilah-bilah bambu, terdengar sayup-sayup, di tengah sunyi Grumbul atau Dusun Wrakas, Desa Karangrau, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (11/7/2020). Kian didekati, suaranya bertalu-talu, keluar dari tembok rumah Sunardi (46).

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan