logo Kompas.id
NusantaraPeternak di Palembang...
Iklan

Peternak di Palembang Tertutup, ASF Masih Mengancam

Pemerintah Kota Palembang masih kesulitan dalam mendata jumlah pasti kasus kematian babi di Palembang. Hal ini karena para peternak sangat tertutup dalam memberikan informasi. Risiko virus ini mewabah kian besar.

Oleh
RHAMA PURNA JATI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/AmVceMGnAWeQ6qS0FO_XofXQqs8=/1024x497/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F20200703RAM-Kadang-Babi-II_1593764404.jpeg
PERHIMPUNAN DOKTER HEWAN INDONESIA (PHDI) CABANG SUMSEL

Petugas dari Balai Veteriner Lampung memeriksa kandang babi di Talang Buruk, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (2/7/2020). Pemeriksaan ini dilakukan setelah ada laporan 878 ekor babi mati di Palembang.

PALEMBANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, masih kesulitan dalam mendata  jumlah pasti kasus kematian babi di Palembang. Hal ini karena peternak sangat tertutup dalam memberikan informasi. Kondisi ini dikhawatirkan akan mimicu lebih banyak kasus kematian babi dan berdampak pada kesehatan lingkungan atau kerugian para peternak itu sendiri.

”Kebanyakan peternak babi mengaku mereka hanya dititipkan babi untuk kemudian akan disembelih, bukan untuk diternak,” ucap Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang Novayanti, Sabtu (4/7/2020). Tertutupnya para peternak babi ini berdampak pada baru diketahuinya kematian 878 ekor babi pada beberapa hari terakhir, padahal kasusnya sudah terjadi sejak dua bulan lalu.

Editor:
agnespandia
Bagikan