logo Kompas.id
Nusantara”Staycation”, Cara Warga...
Iklan

”Staycation”, Cara Warga Yogyakarta Usir Penat di Dekat Rumah

Kejenuhan selama pandemi Covid-19 memunculkan tren "staycation" bagi warga dengan menginap di hotel sekitar. Potongan harga serta penerapan protokol kesehatan menjadi faktor yang menarik minat warga menginap.

Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO/HARIS FIRDAUS
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zzrgxtLmoHU-CeIiAfWIVBEVS7Y=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F339abfac-91cf-4ea5-b67d-88c995ae20f9_jpg.jpg
Kompas

Wisatawan mengunjungi Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (1/7/2020). Uji coba pembukaan operasional obyek wisata tersebut dilangsungkan mulai hari itu dengan membatasi jumlah pengunjung maksimal 1.500 orang per hari. Selain menerapkan protokol kesehatan ketat, waktu kunjungan wisatawan di Zona I atau area kaki candi utama dibatasi maksimal selama satu jam.

Kejenuhan timbul di tengah masyarakat selama pandemi Covid-19. Lebih kurang tiga bulan, masyarakat diminta diam di rumah demi mencegah meluasnya penularan penyakit. Belakangan, untuk mengusir jenuh, sebagian warga memilih melakukan staycation di hotel.

Staycation terdiri dari dua kata dalam bahasa Inggris, yakni stay dan vacation. Istilah itu merujuk pada aktivitas liburan yang dapat dilakukan wisatawan tanpa harus melancong jauh ke luar daerah. Sebaliknya, liburan bisa dilakukan hanya dengan berada di daerah domisili wisatawan.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan