logo Kompas.id
NusantaraRamadhan Pertama Tanpa...
Iklan

Ramadhan Pertama Tanpa ”Pungguhan” dan ”Gholibah” di Tondano

Umat Islam warga Kampung Jawa Tondano punya tradisi ”pungguhan” dan ”gholibah” jelang Ramadhan. Namun, tradisi itu tak dapat digelar pada Ramadhan kali ini demi mencegah Covid-19.

Oleh
KRSITIAN OKA PRASETYADI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/P7MoxApoZY3iKFJd0D10g4kiu-g=/1024x681/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F851f5e90-f970-4ef7-ac35-199144ebe0af_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Pekuburan Umum Jaton di Wulauan, Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, yang dikhususkan bagi warga Kampung Jawa Tondano, sepi dari para peziarah, Rabu (22/4/2020). Menjelang Ramadhan, umat Islam keturunan Jawa Tondano punya tradisi pungguhan atau ziarah makam bersama-sama. Namun, tradisi itu kini tak terlaksana untuk menghindari Covid-19.

Tujuh Ramadhan terakhir di Kampung Jawa Tondano tak lagi sama bagi Aminah Maspekeh (66). Shalat Tarawih, sahur, dan buka puasa mesti ia lalui tanpa kehadiran sang ayah yang telah berpulang. Namun, sosoknya tak pernah luput dari ingatan Aminah. Rasa rindu ia rangkai dalam bait-bait doa dari samping pusara ayahnya.

Udara Rabu (22/4/2020) sore sejuk nan lembab sehabis hujan mengguyur deretan pusara yang sejajar, nyaris rapi, di Pekuburuan Umum Jaton, singkatan dari Kampung Jawa Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Dalam khidmat, Aminah membersihkan undakan keramik kubur sang ayah di sisi timur pekuburan dengan sapu yang ia temukan di sekitar makam. Tiga makam milik adik, paman, dan bibinya, tepat di sebelah makam ayahnya, juga ia bersihkan.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan