logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊTitik Kritis Membendung Laju...
Iklan

Titik Kritis Membendung Laju Pandemi di Yogyakarta

Pandemi Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta telah berlangsung satu bulan. Namun, upaya penanganan belum optimal. Jumlah kasus melonjak, kapasitas pemeriksaan terbatas, dan pembatasan sosial belum berjalan efektif.

Oleh
HARIS FIRDAUS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/h55kxC7cgH1mwWpzonRnYXjlR2o=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2FIMG_7898_1586961563.jpg
KOMPAS/HARIS FIRDAUS

Petugas membongkar sampel pasien terduga Covid-19, Senin (13/4/2020), di laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. BBTKLPP Yogyakarta merupakan laboratorium pemeriksa sampel Covid-19 untuk wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Laju kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta tiga pekan terakhir melonjak hingga 10 kali lipat. Tanpa kebijakan yang lebih ketat, penanganan dikhawatirkan semakin sulit. Apalagi, opsi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejauh ini belum dilirik.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X, pada 15 Maret 2020, mengumumkan kasus pertama positif Covid-19 di provinsi tersebut. Sejak saat itu, jumlah pasien positif Covid-19 akibat virus korona jenis baru di DIY terus meningkat. Awalnya, peningkatan kasus itu tampak lambat, tetapi kemudian terlihat tren percepatan yang mengkhawatirkan.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan