logo Kompas.id
NusantaraKala Hutan Jadi Benteng Alami ...
Iklan

Kala Hutan Jadi Benteng Alami dari Pandemi

Saat pandemi ’’Corona virus disease 2019’’ atau Covid-19 merongrong pikiran sebagian masyarakat di perkotaan, warga suku Dayak di pedalaman terselamatkan oleh hutan.

Oleh
Sucipto
· 1 menit baca

Saat pandemi Corona virus disease 2019 atau Covid-19 merongrong pikiran sebagian masyarakat di perkotaan, warga suku Dayak di pedalaman  terselamatkan oleh hutan. Kerapatan hutan dan sulitnya mengakses kampung  membuat mobilitas orang mudah diawasi. Hutan juga menyediakan pangan saat mereka mengisolasi diri dari dunia luar.

https://cdn-assetd.kompas.id/AR-QRhkxWZnCsc7p-G-ZpK49ci0=/1024x779/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2FDikelilingi-Hutan_88734177_1586883828.jpg
KOMPAS/SUCIPTO

Desa Liu Mulang dan Desa Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, terlihat dari atas bukit, Kamis (12/12/2019). Desa itu dilalui Sungai Mahakam bagian hulu dan berada di tengah rapatnya hutan jantung Borneo.

Suku Dayak Long Gliit di Desa Long Tuyoq bertetangga kampung dengan suku Dayak Bahau Umaq Lakuwe di Desa Liu Mulang. Kedua desa itu berada di Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Di hulu Sungai Mahakam itu, sejak Maret 2020, suku Dayak di sana menutup wisata budaya dan alam. Padahal, wisata itu baru mereka rintis beberapa bulan belakangan. Sejak Pemerintah Provinsi Kaltim mengabarkan bahwa Covid-19 mudah menular, mereka langsung menutup akses orang dari luar kota untuk berwisata ke sana.

Editor:
Bagikan