logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊIkhlas Penjaga Napas Penyintas
Iklan

Ikhlas Penjaga Napas Penyintas

Penyintas tuberkulosis tidak hanya melawan penyakit yang menggerogotinya, tetapi juga dijauhi lingkungan, bahkan keluarganya. Mantan pasien tuberkulosis pun tak tinggal diam dan berupaya menjaga napas para penyintas.

Oleh
Abdullah Fikri Ashri
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8XzDmEo2ZzYy8ONdb8XeSRck_g0=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F20200323_SOSOK_A_web_1584957759.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Ahmad Wildan (27), Manajer Kasus Tuberkulosis Resisten Obat Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama Cirebon.

Saliman (35) berjalan pelan saat keluar dari Poli MDR (multidrug resistant atau pasien kebal terhadap obat) Rumah Sakit Daerah Gunung Jati, Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu (18/3/2020). Kakinya bergetar. Kepalanya pusing. Perasaannya mual setelah mengonsumsi obat tuberkulosis.

Ia baru saja memeriksa perkembangan kuman Mycobacterium tuberculosis, penyebab tuberkulosis, di tubuhnya. Pemeriksaan darah dan dahak rutin dilakukan sebulan sekali.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang, evyrachmawati
Bagikan