logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บMemanen Rupiah dari Kelor...
Iklan

Memanen Rupiah dari Kelor Timor

Bonifansius Mali (29) bersama tiga saudaranya memikul kelor seusai panen dari kebun menuju tempat penimbangan. Kelor campuran tangkai dan daun seberat 110 kilogram tersebut dijual Rp 550.000 atau Rp 5.000 per kilogram.

Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Wf6QDziD4nBNq9EsY2PbzsFOAUA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2FKelor-Timor_88158813_1584290107.jpg
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Proses pengolahan kelor di Desa Kufeu, Kecamatan Io Kufeu, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (22/2/2020). Kelor yang dulu menjadi makanan sapi kini dibudidayakan dan mendatangkan uang bagi warga desa.

Bonifansius Mali (29) bersama tiga saudaranya memikul kelor seusai panen dari kebun menuju tempat penimbangan. Kelor campuran tangkai dan daun seberat 110 kilogram tersebut dijual Rp 550.000 atau Rp 5.000 per kilogram. Harga tinggi untuk ukuran tanaman liar yang dulunya hanya jadi makanan sapi di perbatasan Indonesia-Timor Leste itu.

โ€Lumayan,โ€ ujar Mali sambil melihat lembaran rupiah di tangan. Kelor yang dibawa Mali, warga Desa Kufeu, Kecamatan Io Kufeu, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (22/2/2020), itu telah melewati proses panjang.

Editor:
Bagikan