logo Kompas.id
NusantaraMedia Sosial Percepat Paparan ...
Iklan

Media Sosial Percepat Paparan Radikalisme

Penyebaran konten intoleransi dan kekerasan di media sosial rentan mempercepat paparan radikalisme untuk mendorong seseorang menjadi pelaku teror. Media massa pun dituntut lebih berani membuat narasi kontraradikalisme.

Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_TxBtY4QVf2c-1jre6MxTUQIeqk=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F643a3efa-f482-4e90-9ed2-87a8939d47ed_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Solahudin, peneliti Pusat Pengkajian Terorisme dan Konflik Sosial Universitas Indonesia, menjelaskan perkembangan radikalisme di Indonesia dalam Workshop Jurnalistik bertema ”Peran Media dalam Menangkal Terorisme” di Kota Cirebon, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Kegiatan yang digelar Fahmina Institute tersebut dihadiri belasan jurnalis dan pekerja media dalam jaringan, cetak, dan radio setempat dan nasional. Kehadiran media sosial dinilai mempercepat paparan radikalisme ke seseorang untuk menjadi pelaku teror dalam waktu kurang dari satu tahun.

CIREBON, KOMPAS — Penyebaran konten intoleransi dan kekerasan di media sosial rentan mempercepat paparan radikalisme untuk mendorong seseorang menjadi pelaku teror. Media massa pun dituntut lebih berani membuat narasi kontraradikalisme.

”Hasil studi kami terhadap 75 narapidana terorisme, waktu mereka terpapar radikalisme hingga menjadi pelaku teror kurang dari satu tahun. Pemicunya, konten kekerasan di media sosial,” ujar Solahudin, peneliti Pusat Pengkajian Terorisme dan Konflik Sosial Universitas Indonesia.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan