logo Kompas.id
NusantaraGalante Mulai Observasi Sungai...
Iklan

Galante Mulai Observasi Sungai Palu untuk Selamatkan Buaya ”Berkalung” Ban

Ahli biologi satwa liar dari Amerika Serikat, Forrest Galante, mulai mengobservasi buaya muara ”berkalung” ban dan kondisi sekitar Sungai Palu, Sulteng. Dia diminta mempresentasikan metode yang akan digunakannya kelak.

Oleh
VIDELIS JEMALI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/DFXOtVuceT2lubKq-aDSrJXy3fM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F301cc778-a4e6-4f45-ac36-14901a9983d1_jpg.jpg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Ahli biologi satwa liar Amerika Serikat, Forrest Galante, memandangi Sungai Palu di sekitar Jembatan II yang merupakan salah satu titik sering munculnya buaya muara ”berkalung” ban di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (11/3/2020). Galante datang untuk menyelamatkan buaya malang tersebut.

PALU, KOMPAS — Ahli biologi satwa liar dari Amerika Serikat, Forrest Galante, mulai mengobservasi buaya muara ”berkalung” ban dan kondisi sekitar Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (11/3/2020). Namun, dia belum bisa memulai upaya penyelamatan. Otoritas setempat mengharuskannya mempresentasikan dulu metode yang bakal digunakan kelak.

Galante menjadi orang asing kedua yang datang untuk menyelamatkan buaya muara tersebut dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, operasi penyelamatan  dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng bersama ahli penanganan satwa liar Australia, Matthew N Wright. Upaya penyelamatan yang dilakukan selama seminggu itu tak membuahkan hasil. Metode penangkapannya menggunakan jaring, harpun (tombak bergerigi), dan jerat.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan