logo Kompas.id
NusantaraJatuh Bangun demi Sang Buaya...
Iklan

Jatuh Bangun demi Sang Buaya ”Berkalung” Ban

Upaya berbagai pihak di Palu, Sulawesi Tengah, menyelamatkan seekor buaya muara yang terjerat ban sepeda motor di lehernya terus dilakukan. Kenapa upaya ini menjadi penting?

Oleh
Videlis Jemali
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/XNTn4BNvD3M6LKfV3vqaE5nFGK4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_26964547_47_1.jpeg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Buaya muara yang terjerat ban sepeda motor di lehernya di Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, seperti terlihat Jumat (4/11/2016).

Penderitaan buaya muara yang terjerat ban di lehernya di Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, hingga kini masih berlanjut. Berbagai upaya penyelamatan belum membuahkan hasil selama 3,5 tahun. Sebenarnya, seberapa penting seekor buaya diselamatkan?

Jumat (14/2/2020) pukul 21.40 Wita. Seekor buaya muara (Crocodylus porosus) berenang pelan mengikuti arah cahaya senter. Itulah sasaran yang ditunggu-tunggu, sang buaya ”berkalung” ban. Pada jarak 3 meter, Matthew N Wright melempar tombak. Harpun (mata tombak bergerigi) mengenai kepala buaya. Sontak, satwa liar itu ”salto” di dalam air. Harpun tak menancap di kepala buaya.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan