logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKematian Massal Ternak Masih...
Iklan

Kematian Massal Ternak Masih Terjadi

Ribuan ternak babi mati di Sumatera Utara karena wabah demam babi afrika sejak enam bulan lalu disusul gejala serupa di Bali dan NTT. Namun, solusi nyata dari pemerintah belum ada.

Oleh
NIkson Sinaga/Ayu Sulistyowati/Nino Citra Anugrahanto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/m5akGf9gLLWLvI5qA9ydTocB2XA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200224_ENGLISH-TEMATIS-TERNAK_B_web_1582553789.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Peternak menunjukkan vitamin untuk ternak babinya di Desa Helvetia, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (21/2/2020). Peternak semakin terpuruk karena wabah demam babi afrika sudah menyebar di 22 kabupaten/kota di Sumut tanpa kejelasan penanganan dari pemerintah.

MEDAN, KOMPAS β€” Enam bulan didera wabah demam babi afrika (african swine fever/ASF), termasuk diwarnai demo besar di Sumatera Utara pada pertengahan Februari, para peternak babi di Sumatera Utara belum juga menemukan solusi. Wabah terus menyebar dengan jumlah kematian ternak dilaporkan 47.143 ekor di 22 kabupaten/kota, belum termasuk wabah di Bali dan diduga NTT yang membuat 2.000-an babi mati.

Pukulan wabah ASF antara lain dirasakan sekitar 700 peternak di Desa Helvetia, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumut. Sebagian besar kandang di sentra peternakan babi itu kosong, Jumat (21/2/2020). Namun, sebagian sudah mengisi lagi kandangnya dengan babi baru. Akibatnya, ternak babi baru itu juga mati. Itu gambaran betapa minimnya penyuluhan dan sosialisasi kepada peternak.

Editor:
Bagikan